Mantan Tokoh Muhammadiyah, Dawam Raharjo, mengatakan, “Kalau Islam tidak bisa
dikontrol oleh negara, sebaiknya Islam dilarang saja di Indonesia.”
Pernyataan Dawam itu disampaikan dalam kolokium International Center
Islam and Pluralism (ICIP) bertema “Menyikapi Perkembangan dan Dinamika Masalah
Keagamaan dan Sosial Politik Mutakhir Pasca Fatwa Majelis Ulama Indonesia
(MUI)”, Selasa (11/10) siang, di Jakarta sebagaimana dikutip sebuah situs
Kristen.
Pertemuan yang dilakukan untuk menyikapi dampak fatwa MUI itu
menghadirkan Syafi’I Anwar (ICIP), KH. Hussain Muhammad dari Pondok Pesantren
Da’arut Tauhid, Cirebon, Lili Munir dari Center for Pesantren and Democracy,
Musdah Mulya (ICRP), Dawam Rahardjo, DR. Djohan Effendi, Pendeta Benny Susetyo,
SJ (KWI), Hamid Basyaib (JIL), dan Wakil Amir Ahmadiyah Rahmadi.
Hussain
Muhammad, tokoh yang kerap menjadi sandaran aktifis JIL, dalam forum itu
menjelaskan bahwa kondisi Islam di Indonesia jauh dari yang diharapkan
Al-Qur’an.
Pernyataan Hussain dibenarkan oleh Dawam Rahardjo. Menurutnya, antara
apa yang tertulis dalam Al-Qur’an dengan apa yang menjadi kenyataan sangat jauh
berbeda seperti bumi dan langit.
Seharusnya Islam menjadi rahmat bagi
bangsa ini, tetapi justru mendatangkan bencana. Kedamaian, rahmat dan kebaikan
dalam Islam menjadi hanya mitos. Islam seharusnya menentang kezaliman, tetapi
dengan penutupan rumah-rumah ibadah maka Islam justru mendatangkan kezaliman,
ujar Dawam.
“Kalau Islam tidak bisa dikontrol oleh negara, sebaiknya
Islam dilarang saja di Indonesia. Kondisi sekarang ini justru mengancam
kerukunan semua umat beragama, bahkan agama telah mejadi sumber bencana.
Penutupan terhadap gereja dan rumah ibadah adalah ancaman juga terhadap umat
Islam karena semua akan hancur. Untuk itu, umat beragama harus bersatu untuk
mencegah kehancuran bangsa ini,” tegas Dawam Rahardjo, dikutip http://www.christianpost.co.id/ Kamis, (13/10).
Romo
Benny Susetyo, SJ menegaskan bahwa negara telah gagal menjaga keamanan dan
kerukunan umat beragama. “Penutupan rumah ibadah adalah premanisme kalau
dibiarkan, balkanisasi hanya soal waktu. Kita hanya punya pilihan kembali ke
Pancasila dan UUD’45 untuk selamatkan negara ini,” tegasnya.
Pasca
keluarnya Fatwa MUI bulan Agustu lalu, Dawam termasuk orang yang paling lantang
mengecam Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dalam wawancara di Gatra, edisi 6 Agustus 2005 Dawam pernah
mengatakan, "Saya beranggapan, yang sesat itu ya, majelis ulama itu, " ujar
pengurus Muhammadiyah ini.
(http://www.christianpost.co.id/Hidayatullah.com)
Jumat, 16 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar