Ditinjau dari sudut kebahasaan. penggandengan antara kata "Islam" dan "Liberal" itu tidak tepat. Sebab Islam itu artinya tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah, sedangkan liberal artinya bebas dalam pengertian tidak harus tunduk kepada ajaran Agama (al-Qur'an dan Hadis), Oleh karena itu, pemikiran liberal sebenarnya lebih tepat disebut "Pemikiran Iblis" dari pada "Pemikiran Islam", karena makhluk pertama yang tidak taat kepada Allah adalah Iblis.
Lebih jelasnya, di bawah ini kami cantumkan point-point pemikiran kelompok tersebut yang kami kutip dari berbagai sumber
- Umat Islam tidak boleh memisahkan diri dari umat lain, sebab munusia adalah
keluarga universal yang memiliki kedudukan yang sederajat. Karena itu larangan
perkawinan antara wanita muslimah dengan pria non muslim sudah tidak relevan
lagi
- Produk hukum Islam klasik (fiqh) yang membedakan antara muslim dengan non
muslim harus diamandemen berdasarkan prinsip kesederajatan universal
manusia.
- Agama adalah urusan pribadi, sedangkan urusan Negara adalah murni
kesepakatan masyarakat secara demokratis.
- Hukum Tuhan itu tidak ada. Hukum mencuri, zina, jual-beli, dan pernikahan
itu sepenuhnya diserahkan kepada umat Islam sendiri sebagai penerjemahan
nilai-nilai universal.
- Muhammad adalah tokoh histories yang harus dikaji secara kritis karena
beliau adalah juga manusia yang banyak memiliki kesalahan.
- Kita tidak wajib meniru rasulllah secara harfiah. Rasulullah berhasil
menerjemahkan nilai-nilai Islam universal di Madinah secara kontekstual. Maka
kita harus dapat menerjemahkan nilai itu sesuai dengan konteks yang ada dalam
bentuk yang lain.
- Wahyu tidak hanya berhenti pada zaman Nabi Muhammad saja (wahyu verbal
memang telah selesai dalam bentuk al-Qur'an). Tapi wahyu dalam bentuk temuan
ahli fikir akan terus berlanjut, sebab temuan akal juga merupakan wahyu karena
akal adalah anugerah Tuhan.
- Karena semua temuan manusia adalah wahyu, maka umat Islam tidak perlu
membuat garis pemisah antara Islam dan Kristen, timur dan barat, dan seterusnya.
- Nilai islami itu bisa terdapat di semua tempat, semua agama, dan semua suku
bangsa. Maka melihat Islam harus dilihat dari isinya bukan
bentuknya.
- Agama adalah baju, dan perbedaan agama sama dengan perbedaan baju. Maka
sangat konyol orang yang bertikai karena perbedaan baju (agama). semua agama
mempunyai tujuan pokok yang sama, yaitu penyerahan diri kepada Tuhan.
- Misi utama Islam adalah penegakan keadilan. Umat Islam tidak perlu
memperjuangkan jilbab, memelihara jenggot, dan sebagainya.
- Memperjuangkan tegaknya syariat Islam adalah wujud ketidakberdayaan umat
Islam dalam menyelesaikan masalah secara arasional. Mereka adalah pemalas yang
tidak mau berfikir.
- Orang yang beranggapan bahwa semua masalah dapat diselesaikan dengan syariat
adalah orang kolot dan dogmatis
- Islam adalah proses yang tidak pernah berhenti, yaitu untuk kebaikan manusia. Karena keadaan umat manusia itu berkembang, maka Agama (Islam) juga harus berkembang dan berproses demi kebaikan manusia. Kalau Islam itu diartikan sebagai paket sempurna seperti zaman rasulullah, maka itu adalah fosil Islam yang sudah tidak berguna lagi. Itulah beberapa pemikiran pokok dari jaringan Islam Liberal (JIL).
Selanjutnya sebelum kita menentukan sikap kita terhadap kelompok tersebut, kita perlu tahu apakah pemikiran liberal itu dibenarkan al-Qur'an dan Hadis. Oleh karena itu kami akan mencoba melihat dari dua hal, yang pertama adalah nama kelompok itu sendiri, dan yang kedua substansi pemikiran-pemikirannya.
Ditinjau dari sudut kebahasaan. penggandengan antara kata "Islam" dan "Liberal" itu tidak tepat. Sebab Islam itu artinya tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah, sedangkan liberal artinya bebas dalam pengertian tidak harus tunduk kepada ajaran Agama (al-Qur'an dan Hadis), Oleh karena itu, pemikiran liberal sebenarnya lebih tepat disebut "Pemikiran Iblis" dari pada "Pemikiran Islam", karena makhluk pertama yang tidak taat kepada Allah adalah Iblis.
Sementara dari sisi substansinya, seperti yang terlihat pada point-point yang tersebut di atas, sebut saja misalnya pendapat mereka yang membolehkan lelaki yahudi (non muslim) menikahi wanita muslimat. Pemikiran iblis liberal ini tidak mendasarkan sama sekali terhadap al-Qur'an dan Hadis. Ia hanya mendasarkan pemikirannya kepada rasio dan selera. Padahal al-Qur'an dengan tegas mcnyatakan bahwa wanita muslimat tidak halal dinikahi lelaki kafir dan lelaki kafir tidak halal menikahi wanita muslimat. Demikian penegasan Allah dalam Surat al-Mumtahanah ayat 10, Dalam hal ini, ahli tafsir kondang al-lmam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir al-Qur'a'n al-Adzim menyatakan bahwa ayat inilah yang mengharamkan wanita muslimat dinikahi orang musyrikin (non muslim}. Demikian pula yata 5 Surat al-Maidah. Keharaman ini juga ditegaskan dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh al-lmam al-Thabari. Sementara itu, para shahabat dan ulama sejak zaman rasulullah hingga sekarang tidak ada yang menghalalkan pernikahan lelaki non muslim dengan muslimah.
Oleh karena itu, pemikiran kelompok liberal ini bertentangan dengan al-Quran, Hadis, dan ijma' (consensus) ulama.
Selanjutnya, bagaimana sikap kita terhadap mereka? Jawabannya adalah:
- Kita jangan sekali-kali mengikuti pemikiran-pemikiran mereka, karena
al-Qur'an menegaskan dalam Surat al-Ahzab ayat 36, "Dan tidaklah pantas bagi
laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya
telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka
tentang urusan mereka. Dan siapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya, maka
sungguh dia telah tcrsesat dengan kesesatan yang nyata", Pengertian "faqad
dhalla dhalalan mubina" (sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata)
ditafsiri dengan ayat 63 Surat al-Nur, "...maka orang-orang yang menyalahi
perintah rasul-Nya hendaknya mereka takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab
yang pedih''. Orang yang tersesat dengan kesesatan yang nyata akan ditimpa azab
yang sangat pedih, dan siksa yang pedih tidak ada lagi kecuali neraka. Maka
mengikuti pemikiran liberal dapat menyesatkan dengan kesesatan yang nyata, dan
bahkan dapat menyebabkan orang yang bersangkutan kafir, misalnya apabila ia
menentang al-Qur'an dan atau Hadis.
- Kepada orang yang mengikuti pemikiran liberal ini, kita menganjurkan agar mereka segera bertobat dan kembali pada jalan yang benar. Apabila mereka mau bertobat, maka mereka kembali menjadi orang-orang Islam. Namun apabila mereka tidak mau bertobat, maka hukum Islam menegaskan bahwa orang-orang yang murtad wajib dihukum mati.
Demikian jawaban dari kami, mudah-mudahan dapat dipahami. Wallah A'lam.
sumber : amanahonline
0 komentar:
Posting Komentar