Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah
beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka
(Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan
mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap
apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka
mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri,
sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari
kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. (QS Al-Hasyr [59]: 9).
Islam senantiasa mengingatkan kepada umatnya, agar memberikan
pelayanan yang maksimal kepada sesama manusia, mendahulukan kepentingan
orang lain, ringan dalam senyuman, ramah dalam setiap tindakan, dan
menjauhkan diri dari prasangka kepada saudara. Bukan hanya terpuji saat
bekerja melainkan karakter yang memancar untuk sesama. Ahlakul karimah
menjadi pegangannya.
Seperti Cabin crew maskapai penerbangan Internasional. Mereka adalah
salah satu variabel utama yang membuat suasana pesawat terasa hangat.
Dengan senyuman, mereka menyapa setiap penumpang tanpa terkecuali.
Dengan ramah, mereka memberikan petunjuk yang diperlukan. Ketika
penumpang membutuhkan perhatian, dengan sigap hadir disisi kursi
menawarkan bantuan. Waktu yang lama di udara menjadi tidak terasa dengan
pelayanan prima dari para awak kapal yang profesional.
Selain itu Islam pun mengajarkan kepada pemeluknya untuk selalu
menjaga kebersihan. Dari ruang privat sampai tempat publik harus
terpelihara, penyimpanan barang yang tertata, sampah tidak berserakan
dimana-mana dan pengaturan fasilitas publik dapat memberikan kenyaman
bagi para pengguna.
Diriwayatkan dari Sa¶ad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari Rasulullahsaw. : Sesungguhnya
Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersihyang
menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha
Indah yangmenyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu´ (HR. Tirmizi)´
Lihatlah salah satu negara penghasil minyak ke-5 terbesar di dunia.
Disana kita akan menemukan taman yang indah dengan bunga-bunga yang
bermekaran, pohon kurma berjejer rapi sepanjang jalan, dan rumput hijau
layaknya permadani beludru, menjadikan ruang publik di Abu Dhabi begitu
tenteram dan nyaman.
Gedung-gedung menjulang dengan arsitektur bernilai seni tinggi, tata
kota yang rapi, sistem irigasi yang canggih, dan pengolahan limbah yang
ramah, membuat Dubai menjadi tempat tujuan wisata yang sangat diminati
wisatawan mancanegara. Itulah negeri gersang tapi subur, Uni Emirat Arab
yang makmur.
Dari realita itulah para penyeru kebaikan dapat mengambil hikmah,
khususnya cendikiawan masa depan yang saat ini tengah menimba ilmu di
Institusi Pendidikan Tinggi. Mereka pada masa kontemporer ini, harus
dapat membawa nilai-nilai Islam yang universal dan komprehensif kedalam
ruang geraknya.
Pribadi yang memberikan pelayanan optimal bagi mereka yang
membutuhkan, berperan signifikan dalam agenda sosial kemasyarakatan, dan
hadir membawa solusi bukan opini tanpa isi. Selain itu mereka juga
membentuk Lembaga Dakwah Kampus yang nyaman.
Kebersihan, kerapihan, dan keindahan menjadi perhatian utama pengurus
selain kesibukan sebagai event organizer. Sehingga Publik merasa betah
berada disana karena standar internasional dijadikan sebagai Standar
Operating Procedur (SOP) yang dijalankan.
Pada akhirnya, mari kita jadikan kampus sebagai tempat strategis
penanaman nilai-nilai kebaikan. Pelayanan optimal berbasis ahlakul
karimah dan rumah kediaman yang nyaman bagi setiap pengunjung yang
datang. Sehingga diharapkan terlahir cendikiawan-cendikiawan yang
memiliki pemahaman islam komprehensif, integritas dan kredibilitas
tinggi, berkepribadian matang, moderat dan peduli terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara. Amin
Jumat, 16 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar